Rabu, 22 Oktober 2008

UNTUKMU SAHABAT

Aku tidak menyuruh tamu datang ke rumahku ini sebab bukan ketenaran yang kucari. Namun, jika seorang pengelana datang tak sengaja ke taman cerita hidupku, kusuguhi mereka madu merdu memabukkan kalbu. Bersama, kita kan mencari makna di persimpangan kehidupan nan fana. Sebelum akhirnya perahu kita bersauh juga di batas usia. Jika Engkau berkenan dengan suguhan kata di atas nampan, wahai pengembara yang kebetulan singgah; kumohon tinggalkanlah jejak kata agar kita dapat terus saling berbagi.


Untuk Seorang Sahabat

Mungkin waktu kan terus berlalu, membawa buih-buih pergi menjauh. Dan manusia hanyalah butir pasir berserak di hamparan zaman, yang mengikuti kemana angin takdir berhembus. Dan mungkin waktu melapukkan batu, membuat besi menjadi karat; Mengubah dunia menjadi tidak seperti yang kita kira dan angankan. Walau sungguh pun waktu berkuasa, persahabatan sejati takkan mudah pudar olehnya.

Akan kenangan saat mimpi-mimpi bersemi semerbak, dan akan kenangan saat mimpi-mimpi terhempas berkeping di jalan berlubang kehidupan -- dan kau ada di sana sebagai sahabat yang memahami segala keluh kesah. Atas kebaikan yang mungkin tidak kau sadari, oleh sekedar canda yang membuat hidup ini lebih memiliki arti; menjauhkan rasa nyeri sedari.

Dan sahabat, jika apa yang kita miliki memang persahabatan yang tulus, maka ada tali silaturahmi yang mesti kita jaga. Walau jarak merenggangkan ikatan, dan harapan-harapan membawa kita berlayar ke negeri-negeri asing; ketahuilah bahwa ada seorang sahabat yang akan membantumu jika engkau membutuhkannya.

Kado ini tak lebih berharga ketimbang kebaikanmu selama ini. Hanya sekeping tanda mata agar kau tak lupa, bahwa ada – ada bahagia untuk menjadi seorang saudara.


Diriku... yang selalu.... bersahabat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar